Beranda | Artikel
Rahasia di Balik Larangan: Jangan Terlalu Sering Minta Doa Orang Lain – Syaikh Abdullah Al-Mayuf
8 jam lalu

Para ulama rahimahumullah tidak menganjurkan seseorang terlalu sering meminta doa kepada orang lain. Mereka menganggap hal itu termasuk bentuk meminta-minta. Dulu para Sahabat berjanji setia kepada Nabi untuk tidak meminta apa pun kepada orang lain.

Oleh sebab itu, Syaikhul Islam berpandangan bahwa ketika seseorang meminta doa dari saudaranya, hendaklah ia menghadirkan niat untuk memberi manfaat kepada saudaranya itu. Bagaimana maksudnya? Karena malaikat akan berdoa untuk orang yang mendoakan saudaranya: “Dan semoga kamu memperoleh seperti yang kamu doakan itu.” Ketika kamu meminta doa dari orang lain, tidak diragukan bahwa kamu ingin agar ia mendoakanmu. Namun, kamu juga harus berharap agar ia memperoleh manfaat dari doa tersebut melalui doa malaikat untuknya.

Pada dasarnya, meminta doa dari orang lain hukumnya boleh. Namun, jangan berlebihan, wahai saudara-saudara sekalian. Ketika seseorang berdoa kepada Tuhannya dengan penuh ketundukan dan suara lirih, berdoa dari lubuk hatinya ketika ia berada dalam keadaan yang sangat mendesak, maka tidak diragukan ia akan lebih bersungguh-sungguh dalam berdoa daripada siapa pun yang sekadar ia minta agar mendoakannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dengan penuh kerendahan dan lirih. Dan ketika seseorang tunduk serta ikhlas dalam doanya, maka Allah Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan.

Allah mengabulkan doa orang yang memohon kepada-Nya. Bahkan Allah juga mengabulkan doa orang kafir apabila ia ikhlas dalam berdoa. Apa dalilnya? “Maka apabila mereka berada di atas kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…” “…maka ketika Dia menyelamatkan mereka ke darat, mereka kembali menyekutukan-Nya.” (QS. Al-Ankabut: 65)

Adapun dalil dibolehkannya meminta doa dari orang lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Uwais Al-Qarni, orang terbaik dari generasi Tabi’in. Uwais dahulu memiliki penyakit bercak putih pada kulitnya, dan ia sangat berbakti kepada ibunya. “Apabila Uwais datang, maka mintalah agar ia mendoakan kalian.” Atau sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dulu Umar senantiasa menanyakan kafilah dari Yaman tentang Uwais ini. Hingga pada suatu hari ketika Uwais datang, Umar pun meminta agar ia mendoakannya.

Diriwayatkan juga bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Umar, ketika ia hendak pergi ke Mekkah untuk menunaikan umrah “Jangan lupakan kami dalam doamu, wahai saudaraku!” Namun, hadis ini diperselisihkan status keshahihannya. Pada intinya, hukum asalnya adalah dibolehkan. Namun, seseorang tidak sepatutnya terlalu sering meminta doa kepada orang lain. Akan tetapi, hendaklah ia berdoa langsung kepada Tuhannya, dan tidak menjadikan perantara antara dirinya dengan Tuhannya dalam keadaan apa pun.

=====

لَكِنَّ الْعُلَمَاءَ رَحِمَهُمُ اللَّهُ لَا يُحَبِّذُونَ لِلْإِنْسَانِ أَنْ يُكْثِرَ مِنْ طَلَبِ الدُّعَاءِ مِنَ الْآخَرِيْنَ وَيَعْتَبِرُونَهُ مِنَ الْمَسْأَلَةِ وَالصَّحَابَةُ بَايَعُوا النَّبِيَّ عَلَيْهِ السَّلَامُ عَلَى أَلَّا يَسْأَلُوا أَحَدًا شَيْئًا

وَلِهَذَا شَيْخُ الْإِسْلَامِ يَرَى أَنَّ الْإِنْسَانَ عِنْدَمَا يَطْلُبُ الدُّعَاءَ مِنْ أَخِيهِ يَسْتَحْضِرُ أَنَّهُ يُرِيدُ نَفْعَ أَخِيهِ مَا وَجْهُ ذَلِكَ؟ بِقَوْلِ الْمَلَكِ لَهُ وَلَكَ بِمِثْلِهَا عِنْدَمَا تَطْلُبُ الدُّعَاءَ مِنْ أَحَدٍ أَنْتَ تُرِيدُهُ أَنْ يَدْعُوَ لَكَ لَا شَكَّ وَتُرِيْدُ مِنْهُ أَيْضًا أَنْ يَنْتَفِعَ هُوَ بِهَذِهِ الدَّعْوَةِ بِدَعْوَةِ الْمَلَكِ لَهُ

وَإِلَّا فَالْأَصْلُ أَنَّ طَلَبَ الدُّعَاءِ جَائِزٌ لَكِنْ لَا يُتَوَسَّعُ فِيهِ يَا إِخْوَانُ وَالْإِنْسَانُ عِنْدَمَا يَدْعُو رَبَّهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً وَيَدْعُو مِنْ قَلْبِهِ وَقَدْ مَسَّتْهُ الْحَاجَةُ فِيمَا دَعَاهُ إِلَيْهِ لَا شَكَّ سَيَكُونُ أَكْثَرَ إِلْحَاحًا مِنْ أَيِّ شَخْصٍ يَطْلُبُ مِنْهُ أَنْ يَدْعُو لَهُ

اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَ عِبَادَهُ أَنْ يَدْعُوَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً وَإِذَا تَضَرَّعَ الْإِنْسَانُ فِي دُعَائِهِ وَأَخْلَصَ فِي دُعَائِهِ فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى قَرِيبٌ مُجِيبٌ

يُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِي إِذَا دَعَاهُ بَلْ يُجِيبُ دَعْوَةَ الْكَافِرِ إِذَا أَخْلَصَ فِي دَعْوَتِهِ الدَّلِيلُ فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

وَالْأَصْلُ فِي جَوَازِ طَلَبِ الدُّعَاءِ مِنَ الْغَيْرِ قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُوَيْسِ الْقَرنِيِّ خَيْرِ التَّابِعِينَ أُوَيْسٌ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ وَلَهُ أُمٌّ كَانَ بَارًّا بِهَا فَإِذَا جَاءَ فَمُرُوهُ أَنْ يَدْعُوَ لَكُمْ أَوْ كَمَا قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْأَلُ أَمْدَادَ الْيَمَنِ إِذَا جَاؤُوْا عَنْهُ حَتَّى وَفَدَ يَوْمًا مِنَ الْأَيَّامِ فَطَلَبَ مِنْهُ عُمَرُ أَنْ يَدْعُوَ لَهُ

وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعُمَرَ وَقَدْ ذَهَبَ إِلَى مَكَّةَ لِلْعُمْرَةِ لَا تَنْسَنَا يَا أُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ لَكِنَّ الْحَدِيثَ فِيهِ مَقَالٌ وَعَلَى كُلِّ حَالٍ فَالْأَصْلُ الْجَوَازُ لَكِنْ مَا يَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ أَنْ يُكْثِرَ مِنْهُ بَلْ يَدْعُو رَبَّهُ وَلَا يَجْعَلُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ يَا إِخْوَانِي وَاسِطَةً بِحَالٍ مِنَ الْأَحْوَالِ


Artikel asli: https://nasehat.net/rahasia-di-balik-larangan-jangan-terlalu-sering-minta-doa-orang-lain-syaikh-abdullah-al-mayuf/